Sumbing

Ada yang membuat cerita ini aku kupas diantaranya soal waktu. Bagaimanapun waktu yang telah berlalu namun masih selalu teringat dan tak mudah untuk terlupakan begitu saja. Siapa yang bakal melupakan bila ini terkait tentang perjalanan, ya perjalanan menuju tempat yang begitu kurindukan sebelumnya.Sumbing Via Cepit Kab. Temanggung.
Sarapan Pagi di gunung Sumbing
Sarapan Pagi di gunung Sumbing

Lika-Liku jalan yang panjang serta bebatuan terjal bahkan terkadang tanah licin serta jalan yang teramat susah untuk didiskripsikan lantaran malam menyembunyikan segalanya. Sampai juga di Pos 1 bangunan tua permanen berteras layaknya bangunan peristirahatan tanpa ada penjaga nyata. Cukup menarik dan terpelihara  atau bangunan ini masih belum ada empat tahunan kira kira nampak dari pavingan segi enam yang belum begitu tertutup oleh rumput serta lumut seerti halnya batu yang terlalu lama tanpa ada pergerakan dan itu semua membuat ketertarikan makluk liar untuk menjadikan ekosistem yang aman. Cukuplah aku bukan untuk menerka nerka kejadian alam perjalanan terus berlanjut sebelum adzan isyak membuat kami harus berhenti sejenak. Menghayati lantunan lafal panggilan umat untuk senantiasa mengingat sang pencipta.
“Sepertinya kita istirahat dulu” begitulah ku coba membuat suara untuk sejenak memberhentikan langkah dan membasahi tenggorokan kering tanpa tersisakan air liur sedikitpun.
“Ngantuk”
“Ada tempat yang lebih luas untuk lebih bisa menaruh bawaan dan mendirikan tenda?”
“Sepertinnya disini”
“Tak masalah, kita harus butuh istirahat, tak perlu terburu bukankah memang santai dan waktu yang sebelumnya kita rencanakan masih dalam tahap sesuai rencana”
…………
Puncaknya terlalu indah ku tulis disini bahkan perjalanan terlalu panjang untuk ku critakan kawan. Namun, disisi lain waktu terasa amat cepat berlalu. Begitulah pendakian yang teramat beda dengan pendakian pendakian sebelumnya. Bagamana tidak setidaknya ala mini tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia punya bentang alam yang tak kalah dengan negri tetangga bahkan negeri diluar katulistiwa sekalipun. Cuaca yang tepat untuk kita bisa punya banyak waktu untuk saling bercerita. Beradu pendapat sampai sebuah keputusan yang sama sama dipilih tak membuat penyesalan sebuah perjalanan. Ada hal yang baru kusadari dan aku alami ternyata gunung sumbing dan sindoro merupakan dua gunung yang tak jauh berbeda. Ku paham nampak begitu mengkerucut dengan tanjakan yang ekstra serta ilalang yang khas sebuah vegetasi akhir setelah hutan cemara dan pinus.

Hahahah…
Cukup ndre…
Kami menyepakati perjalanan turun setelah hari ke tiga dengan segala bentuk rasa syukur yang kami sempat alami dan aku rasa cukup untuk hari ini…Trimakasih atas segalanya dengan segala rasa hormat dan rasa bangga bisa bersama sama melakukan perjalanan sampai  kadang enggan untuk pulang.Tetapi kami harus pulang dan leh oleh cerita yang begitu menarikTeruntuk aku dan jiwaku kita bukan orang sembarangan. Kami melakukan perjalanan karena kami menghargai hidup dan waktu serta menghargai alam.

Salam lestari. Pendakian Gunung Sumbing Via Cepit Kab.Temanggung
Minggu-Selasa Mei-Juni 2015

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Tampilkan Komentar
Sembunyikan Komentar

0 Response to "Sumbing "

Post a Comment

PERHATIAN:
Jika ada yang Ingin Anda Tanyakan Terkait Artikel di atas Silahkan Bertanya Melalui Kolom Komentar Berikut ini!, dengan Ketentuan :

1. Berkomentarlah dengan Sopan (No Spam, Sara dan Rasis).
2. Komentar di Moderasi, bila berkomentar tidak sesuai dengan kebijakan maka tidak di terbitkan!.
3. Centang kotak Notify Me / Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi komentar.
4. Semoga bermanfaat =D

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel